Diberdayakan oleh Blogger.
  • Amy lagi maen boneka
  • Lagi senang belajar tertawa
  • Pada waktu liburan ke Jogja
  • Sembahyang di Pura Kelapa Dua Depok
  • Liburan Ke Jogja
  • Liburan Ke Jogja
  • Liburan Ke Jogja
  • Liburan Ke Jogja

Kamis, 10 Februari 2011

Upacara Manusa Yadnya


UPACARA MEGEDONG-GEDONGAN

         a.      URAIAN UPACARA :
      Upacara ini ditujukan kehadapan si bayi yang ada di dalam kandungan dan merupakan upacara yang pertama kali dialami sejak terciptanya sebagai manusia. Oleh karenanya upacara ini dilakukan setelah kehamilan berumur 5 bulan ( 6 bulan kalender ) sebelum bayi itu lahir. Kehamilan yang berumur di bawah 5 bulan dianggap jasmani si bayi belum sempurna, dan tidak boleh diberi upacara manusa yadnya (menurut lontar kuno dresthi).
      Tujuannya adalah untuk membersihkan dan mohon keselamatan jiwa raga si bayi, agar kelak menjadi orang yang berguna dimasyarakat (kalau laki-laki menjadi pahlawan pembela negara/titundung musuh dan kalau perempuan menjadi istri yang utama).

         b.      SUSUNAN UPAKARA
                  UPAKARA YANG KECIL
                  Untuk pembersihan       : byakala dan prayascita
                  Untuk tataban               :  sesayut, pengambyan, peras, penyeneng, dan sesayut
                                                          pemahayu tuwuh
                  UPAKARA YANG LEBIH BESAR :
                  Untuk pembersihan       :  byakala, prayascita, dan pengelukatan
                  Untuk tataban               :  seperti diatas dilengkapi dengan banten pegedongan
                                                          Matah

         c. TATA UPACARA :
            Upacara dilakukan dipermandian (dirumah membuat permandian darurat) terlebih dahulu orang yang hamil mabyakala dan maprayascita. Di hadapan sanggah kemulan ditaruh perlengkapan upacara seperti benang hitam 1 (satu) tukel yang kedua ujungnya diikat pada cabang kayu dadap, bambu buluh runcing (gelanggang), daun kumbang diisi air dan ikan sawah yang hidup yaitu belut, nyalian, ketam, ceraken, dibungkus dengan kain yang baru.
            Pelaksanaannya :
Kedua cabang kayu dadap yang terikat dengan benang hitam ditancapkan pada pintu gerbang (arah benang agar menuju pintu gerbang).
Si Perempuan mengusung ceraken tersebut, tangan kanan menjinjing daun kumbang yang berisi air dan ikan tadi.
Yang laki (suami) tangan kirinya memegang benang dan tangan kanannya memegang gelangang tersebut tadi.
            Sudah itu sajen segehan diperciki untuk bhuta yang sering menggoda.
Setelah yang laki berjalan serta memegang benang sambil menusuk daun kumbang yang berisi air yang dijinjing oleh si perempuan sampai keluar ikan dan airnya.
Setelah itu suami istri bersembahyang agar selamat kandungannya, tidak tergoda oleh segala godaan sampai pada lahirnya selamat.
            Upakara ini dilanjutkan dengan pengelukatan dan akhirnya natab.

         MANTRA DARI PAGEDONGAN
         Om Sanghyang paduka Ibu Pertiwi Betari Gayatri, Betari Sawitri, Betari Suparni, Betari Wastu, Batari Kedep, Betari Angukuhi, Betari Kundangkasih, Betari Kamajaya-Kamaratih, mekadi pakulun Hyang Widiadara-Widiadari, Hyang Kuranta-kuranti, sama daya iki tadah saji aturan manusa ira si anu ajakan sarowangan ira amangan anginum, manawi ana kirangan kaluputan ipun den agung ampura. Nen manusa nira, mangke ulun aminta nugraharing sira samua aja sira angedonging, angancinging muwang anyangkalen, uwakakena lawangira selacakdana uwakakena den alon sepungana nuta anak-anak andepun denapekik dirgayusayowana weta urif tan ane saminaksan ipun. Om siddhi rastu swaha.

         d. PENJELASAN BEBERAPA BUAH BANTEN :
         1)      BANTEN PEGEDONGAN MENTAH
                     Sebuah bakul/paso yang berisi beras, kelapa, telur, benang putih, ketan, injin, pisang mentah, sudang (ikan teri), tingkih, pangi, bija ratus, palawa, peselan, base tampel dll seperti isi daksina masing-masing satu biji / butir.
         2)      Sesayut pemahayu tuwuh
                     Alasnya disebut kulit sesayut, diatasnya diisi penek/tumpeng kuning, ikan ayam satu ekor, dilengkapi dengan buah-buahan, jajan, rerasmen, sampian nagasari, dan penyenang yang berisi tetebusan benang tridatu (hitam, merah dan putih).

         e. BRATA
            Beberapa pantangan bagi orang yang sedang hamil adalah :
            Wak capala
            Wak Purusya
            Tidak menyembah mayat (Cawa)
            Tidak mendukung tirta pengentas
Sebaliknya sang suami tidak boleh membikin cemburu, terkejut. Usahakan agar selalu adanya ketenangan dengan membaca lontar dan ajaran-ajaran agama yang lainnya.